Entri Populer

Kamis, 17 November 2011

kisah bagus...

Dari milis sebelah
 
Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang
kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir
sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah
benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua,
membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku.
Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri.
Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain.
Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan
finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku
karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri
satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal
sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah
benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung
padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia
lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah
membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika
ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka
handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia
meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas
lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di
kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa
memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga
berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi
aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan
pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu
hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun
hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun
menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku
mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit.
Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi.
Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan
meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan.
Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak
sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan
sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan
kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan
anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun
sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah,
karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua
orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti
anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda
ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya.
Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium
hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu
ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam
kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang
tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan
kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa
terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah.
Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam
tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak
bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

"Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang
kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu,
kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku." Katanya menjelaskan
dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa
menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi
dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak.
"Apalagi??"

"Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya
padamu. Sayang sekarang ada dimana?" tanya suamiku cepat , kuatir aku
menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu
jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir
dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya
Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan
aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena
"musuh"ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk
berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera
sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai
menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali
kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah
diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku
belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku
terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri,
"selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?" kujawab
pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia
memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang
dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya
menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan
bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa
pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku
menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga
tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam
seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu
harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya
untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika
kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan
berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu
sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai
mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan
orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di
kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang
terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak
mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu
menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap
wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi
dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia
berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan
wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku
menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak
dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar
airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat
semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir
begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri
kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman
tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi
dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami
berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir
tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan.
Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika
mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan
teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak
pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku
tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu
bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak
mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena
aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak
dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika
pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang
larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak
pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya
karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika
melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak
tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan
rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan
sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan
dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti
yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan
untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu
memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan.
Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang
mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak
memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku
berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang.
Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu
di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap
malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun
dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi
sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali.
Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini
aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal
jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log
out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas
jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia
membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di
sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa
disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa
mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu
kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah
terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal
meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana
meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa
menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang
membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun
kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf,
meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi
padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami
yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi
sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian
dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini
kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah
kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit
dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali
rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja.
Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak
pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke
rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu
hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh
gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam
tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama
ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah
tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku
tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena
jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi
kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman
sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama
seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan
sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh
kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut
tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

*Istriku Liliana tersayang,*

*Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena
harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena
aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu
yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik
yang pernah kulakukan untukmu.*

*Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku
tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah
menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin
sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku
berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik
anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang. *

*Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat
hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu
untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini.
Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih
baik dariku.*

*Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa
mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria
pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan
selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke,
Buddy!*

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang
diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan
tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat
beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut
cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku
hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami,
sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak
mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi
hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku
pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan
kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku
menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, "Ibu, aku
harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa
masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?"

Aku merangkulnya sambil berkata "Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah
pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan
segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan
belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun
persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta."

Putriku menatapku, "seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat
ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?"

Aku menggeleng, "bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai
ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena
cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua."

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada
suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi
menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas
darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang
begitu tulus.
http://bundaiin.blogdetik.com/2011/10/07/kisah-inspirasi-untuk-para-istri-dan-suami/

--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find
yourself walking in that person's shoes"

Minggu, 30 Oktober 2011

COBA TEBAK.. SIAPA YANG LEBIH KAYA???

Siapa yg lbh kaya?
Siapa yg lbh cerdas?

Pada suatu siang, Seorg manager perush elektronik dg penuh keheranan menegur seorang pengemis yg sedang antri memesan makan siang bersamanya di KFC.

Manager : Pak, cape ya abis ngemis? Laper ya pak..?

Pengemis : Biasa aja tuh, hari ini saya udh makan 3x koq. :)

Manager : Loh..? uangnya cuman buat makan bapak doank? Anak dan istri di rumah makan apa? 8-|

Pengemis : Kayak org susah aja..! Td pagi saya sekeluarga abis ngerayain ultah anak saya yg kelima di Mc. Donald bareng guru2 & tmn2 sekolahnya. Siang ini istri dan anak saya barusan bbm saya, mrk lg makan di Pizza HUT tau! /:)

Manager sampai kebingungan dan berkata : Emank bapak ngemis 1 hari dapet brp..? :/

Pengemis : Nih ya.. Saya kasi tau..!!

Saya ngemis dari jam 07.00-17.00.

Lampu merah atau hijau waktunya 60 detik. Setiap 60 detik paling nggak saya bisa dapet 2.000./:)

1 jam = 60 kali lampu merah/
Hijau

60 x 2.000 = 120.000 /jam

1 hari saya kerja 10 jam, 1 jam buat istirahat jadi 9 jam.

9 jam x 120.000 = 1.080.000/hari.

1 bulan saya kerja 26 hari.

26 hari x 1.080.000 = 28.080.000/bulan. :D

Manager sampai kaget dan bengong mendengar cerita pengemis itu..:O

Pengemis berkata : Emank mas jadi manager, gaji per bulannya brp..? 3-|

Manager : 15.000.000 :(

Pengemis : Ijasah..?

Manager : S-2:'(

Pengemis : Saya jd prihatin dech lihat penderitaan mas!!! Pasti abis banyak duit ya mas buat kuliah??? blom lg kerja kena marah ama boss. Kepala mas isinya pasti penuh soal kerjaan mulu. Mending mas ngemis aja. Biar kaya sperti saya. Saya ngemis udh 20 tahun, udah punya 2 mobil BMW buat saya & istri saya, kartu kredit platinum, Apartemen, rmh di kawasan elite, anak saya belajar di international school dan saya sekeluarga sudah keliling dunia, minimal 2x dlm setahun. (y)

Manager:
ƪ‎​​‎​(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩__-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)ʃ ☀ ※huaa..♡̷̬̩̃̊huuaaa.... (╥﹏╥)



*dari milis 

Sabtu, 29 Oktober 2011

Aku Menangis Untuk Adikku

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap
ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.


Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis disekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku.
Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut didepan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.:


"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.
Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan :


 "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!".
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata :
"Ayah, aku yang melakukannya! ".
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi,:


"Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati !
Kamu pencuri tidak tahu malu!".


Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam
itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.


Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata :
"Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."


Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan
seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.Ketika adikku
berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk kesebuah universitas
propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman,menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut :"Kedua anak kita memberikan
hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."
Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas. Sambil berkata :


"Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?".
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata :
"Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya sambil berkata :
"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya?. Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai
selesai!".


Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak,
dan berkata :
"Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.".


Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan
rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas
di atas bantalku:


"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.".
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan airmata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun &
aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi,aku
akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) . Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan :


" Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana !".
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen danpasir. Aku
menanyakannya, :
"Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?
"
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku :


"Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. ..".
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan :
"Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.


Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari
seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum
:
"Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru
itu..".
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut
lukanya.aku bertanya :
"Apakah itu sakit?".


"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi,batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidakmenghentikanku
bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun kewajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.


Ketika aku menikah, aku tinggal di kota . Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak
pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidakakan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan :
"Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."


Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak
tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.


Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi
menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu :
"Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu
serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"


Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. :
"Pikirkan kakak ipar...ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang
akan dikirimkan?"
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yangsepatah-sepatah:
"Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu,ia berusia 26 dan aku 29.


Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya
:
"Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?".
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab :
"Kakakku."


Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidakdapat kuingat :
"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang
ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh
itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetarankarena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya
bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."


Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku akhirnya keluar juga :
"Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

 Best Regard

*dari milis

Sabtu, 24 September 2011

KISAH SANG KATAK KECIL

Pada suatu hari ada sekumpulan katak-katak kecil yang berlomba-lomba .Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk meyaksikan perlombaan dan memberikan semangat kepada para peserta… Perlombaan pun dimulakan…. …Secara jujur tak satupun penonton benar-benar percaya bahwa katak2 kecil akan boleh berhasil mencapai puncak menara.

Terdengar ada yang berkata: "Oh,jalannya terlalu susahhhhh!! Mereka TIDAK AKAN BISA sampai ke puncak." atau "Tidak ada kesempatan untuk berhasil...menaranya terlalu tinggi...!!" Katak2 kecil mulai berjatuhan.

Satu persatu.... .....kecuali mereka yang tetap bersemangat menaiki menara perlahan-lahan semakin tinggi..dan semakin tinggi.. Penonton terus bersorak, "terlalu susah!!Tak seekor pun yang akan b!!!" Lebih banyak lagi katak kecil penat dan menyerah... ...Tapi ada SATU yang tetap melangkah hingga semakin tinggi dan tinggi...Dia tak mahu menyerah kalah! .......Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara.Kecuali satu katak kecil yang begitu berusaha keras dan menjadi satu-satunya yang berjaya sampai ke puncak! SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini boleh melakukannya? Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berjaya itu mempunyai kekuatan untuk mencapai tujuan? Ternyata... Katak yang menjadi pemenang itu TULI(PEKAK) ...........Nasihat bijak dari cerita ini adalah: .........Jangan sesekali mendengar kata orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis... kerana mereka akan mengambil sebahagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu.Selalulah fikirkan kata2 bertuah yang ada.Kerana segala sesuatu yang kau dengar dan kau baca boleh mempengaruhi perilakumu! .........Kerana itu selalulah tetap...POSITIF. dan yang penting Bersikap TULI jika ada orang mengatakan bahawa KAMU tidak boleh mencapai cita-citamu! Selalulah berfikir: .......I CAN DO IT!!!



1. Kerja System Online


2. Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya

3. Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online, Per-Input dapat komisi  Rp. 10.000, Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji Anda 10Rb X 50 Data = 500Rb  

4. Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa /Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi Internet, Dapat Dikerjakan dirumah/diwarnet.

5. Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.


Untuk Informasi lebih lanjut, Silahkan Registrasi terlebih dahulu dengan menekan tombol di bawah ini :


Selasa, 20 September 2011

Perbedaan Tipis Antara Kejujuran dan Kebodohan

Ketika china masih terpecah pecah menjadi beberapa kerajaan , Perang adalah sesuatu yang tak bisa dihindari , kerajaan besar akan saling berperang untuk menunnjukan kekuasaanya , smentara nasib kerajaan kecil adalah menjadi rebutan kerajaan yang lebih besar dan nasibnya selalu menjadi negara jajahan.
tapi kerajaan Hu ternyata tidak pernah dijajah oleh kerajaan besar manapaun , padahal kerajaan hu hanyalah sebuah kerajaan kecil yg kekuatan tentaranya minim , dan faktanya kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang makmur dan dipimpin oleh seorang raja yg terkenal sangat jujur. 

kenapa kerajaan hu aman aman saja…? kerana kerajaan hu letak geografisnyalah yang melindunginya , kerajaan ini dikelilingi oleh pegunungan tinggi , dan dibatasi oleh sebuah sungai lebar yg beraliran cukup deras. satu satunya jalan masuk ke kerajaan itu adalah melalui sebuah jembatan yg melintas di atas sungai besar.

hal ini tentu saja menyulitkan kerajaan besar manapun yg hendak menyerang kerajaan hu , kerajaan besar dengan bala tentara ribuan tentu akan kerepotan jika harus melintasi sungai lebar tersebut apalagi jika melewati jembatan , sebesar apapun tentaranya pasti akan terpecah dan tercerai berai pada saat menyeberang sungai dan akan menjadi sasaran empuk tentara hu.

Namun ternyata ada saja raja yg nekad mengerahkan pasukannya untuk menyerang kerajaan hu , raja zhou mengerahkan tentaranya besar besaran dengan tujuan untuk menjajah kerajaan hu.
dan memang sesuai dugaan, sebesar apapun tentara yg dikerahkan , saat menyeberang sungai mereka menjadi tercerai berai karena harus berusaha agar tidak hanyut.

panglima perang kerajaan hu yg mengetahui negaranya akan diserang segera menyiapkan pasukannya untuk menghadang pergerakan pasukan zhou.

tapi sang panglima terkejut ketika rajanya memberi perintah, :
“siapkan pasukan , tapi tunggu sampai musuh menyeberang sungai baru kita menyerang…”

“tapi tuanku ……pasukan kita tak akan sanggup menghadapi pasukan zhou , mereka lebih banyak dan berpengalaman , satu satunya kesempatan kita adalah menyerang mereka saat sedang menyeberang sungai……saat itu kekuatan mereka melemah tuanku….” bantah sang panglima.

“DIAM KAU PANGLIMA!!!!!! AKU TAHU JIKA KITA MENYERANG MEREKA SAAT MENYEBERANG SUNGAI MAKA KITA AKAN MENANG , TAPI ITU ADALAH PERBUATAN TIDAK KSATRIA DAN TIDAK JUJUR…..LEBIH BAIK KITA TUNGGU MEREKA MENYEBERANG.”

“tapi baginda…kita tak mungkin menang kalo begitu….”

” WAHAI PANGLIMAKU…DENGARLAH……..AKU LEBIH BAIK KALAH DAN MATI SECARA KESATRIA DARIPADA HARUS MENANG DENGAN MELAWAN MUSUH YANG TIDAK SIAP…!!!!!”

dan memang pada akhirnya kerajaan hu kalah dan menjadi jajahan raja Zhou , smentara raja hu dihukum mati dengan dipenggal kepalanya tapi tetap mempertahankan prinsip kejujuran yang dia yakini.
so guys and gals…….jujur apa bodoh ,………?????

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
kalo yang satu ini  aku berani bilang jujur deh.. sudah saya buktikan sendiri soalnya... bener2 jujur di gaji lhoo... n_n





nieeeeeh bukti transferan langsung ke rekening BCA ku...

Gimana... oke kan,,, masih kurang?? nieh aku lampirkan bukti transferan lebih gede lagi... punya salah satu member odap yang sukses... cekidot...





LOWONGAN KERJA PARTTIME:



1. Kerja System Online

2. Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya

3. Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online, Per-Input dapat komisi  Rp. 10.000, Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji Anda 10Rb X 50 Data = 500Rb  

4. Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa /Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi Internet, Dapat Dikerjakan dirumah/diwarnet.

5. Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.

Untuk Informasi lebih lanjut, Silahkan Registrasi terlebih dahulu dengan menekan tombol di bawah ini :



SILAHKAN ADD FB SAYA
KLIK FHOTO DI BAWAH





Senin, 01 Agustus 2011

SPESIAL UNTUK BUNDA-LOWONGAN PEKERJAAN UNTUK IBU RUMAH TANGGA

Halo Salam Kenal.. Saya Trisna, seorang Ibu rumah tangga, Sebagai seorang Ibu rumah tangga yang mempunyai banyak waktu luang, saya suka sekali online.. meski hanya untuk mencari resep masakan, bermain Facebook entah itu menggunakan komputer, handphone atau BlackBerry.  Syukurnya saya belum terlalu addict dalam bermain Facebook sehingga tidak membuat saya ketagihan dan melupakan tugas saya sebagai ibu rumah tangga n_n

Ya ini dia! Demam media sosial khususnya Facebook telah menyerang semua lapisan masyarakat. Ibu rumah tangga pun tidak mau ketinggalan. Tentunya demam Facebook memiliki manfaat yang positif namun bisa juga memberikan dampak negatif. Sisi positifnya, kita bisa menjalin komunikasi dengan teman-teman. Tentu Bunda tahu, kelebihan Facebook adalah kita bisa menemukan teman-teman lama kita. Fitur-fitur Facebook membuat kita bisa berkomunikasi dengan lebih mudah dan menyenangkan menggunakan wall, chatting, foto dan video. Dampak negatifnya adalah apa yang kita kenal dengan istilah “autis” di mana orang terus bermain Facebook melalui komputer, handphone atau BlackBerry dan tidak menghiraukan lagi hal-hal lainnya di sekeliling mereka. Bunda sering kan melihat orang yang "autis" seperti ini ... :) :)

Tapi kalo cuma bermain Facebook dan browsing internet atau sekedar chatt sama temen lama-lama bosen juga yah bunda.. Keadaan seperti  inilah yang membuat saya mencari sesuatu untuk kebaikan saya dan bunda sekalian..  Alangkah lebih baiknya kalau para ibu rumah tangga melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat. Lalu apa yang bisa menjadi kegiatan alternatif bagi para ibu rumah tangga tersebut? gak sengaja nih bunda ketemu sama yang satu ini: 
LOWONGAN KERJA ONLINE INPUT DATA
  1.  Kerja System Online
  2.  Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya 
  3.  Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online,  Per-Input dapat  komisi  Rp. 10.000, - Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji  Anda 10RbX50Data=500Rb  Rupiah/Hari. Dalam 1 Bulan   500RbX30Hari=15Juta/Bulan.
  4.  Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa/Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi  Internet, Dapat  Dikerjakan   dirumah/diwarnet.
  5.  Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.
Cara Pendaftaran : Kirimkan Nama & Alamat Email anda MELALUI WEBSITE 







 Maka Demo dan Konsep kerjanya selengkapnya langsung kami kirimkan ke alamat web tersebut

Saya bergabung tanggal 12 Juni 2011 bunda.. mulai beriklan di tanggal 13 Juni 2011.. 3 hari beriklan saya berhasil mengumpulkan 300 ribu pertama saya (udah termasuk bonus 200rb yang di janjikan yah)  kemudian selama 10 hari kedepan saya gak ngiklan-ngiklan deh karna laptop atu2nya dibawa ma suami dinas keluar kota.. jadi cuma bisa manyun deh.. alhasil saya gak berhasil PO deh di akhir bulan juni.. hikss

Awal Juli saya kembali beriklan (cuma di hari senin - jumat yah bun.. sabtu dan minggu jatahnya keluarga.. quality time ceritanya hehe) tiap hari ngiklan sana dan sini.. dan akhirnya tanggal 12 Juli (tepat sebulan gabung) aku berhasil PO dengan jumlah account Rp. 420.000.. salah satu syarat supaya PO kita bisa ditranferkan.. adalah harus mengisi testimonial.. jadi kalo ada yang gak percaya dan mikir kalo testimonialnya dibikin cuma untuk menipu.. wahh anda salah besar.. testimonial kami gak bisa ditampilkan disini kalo kami belom berhasil mencapai PO.. 



nieeh testimonial saya.. bukti saya sudah berhasil mencapai PayOut Rp.400rb itu



Dari tanggal 12 Juli sampai dengan tanggal 30 juli (batas akhir input data di bulan juli adalah tanggal 30 Juli) saya terus beriklan dimana2.. banyak anjing menggonggong.. tapi saya yah numpang lewat aja,, hehehe itulah salah satu alasan saya suka sekali pekerjaan ini.. karna gak perlu maksa orang buat gabung.. cukup beriklan.. memberikan penjelasan jujur dan sebenarnya mengenai pekerjaan ini jika ada yang bertanya.. menginput data valid di account saya dan mendapatkan 10rb/data valid yang saya input.. simple.. asyik.. dan bikin penasaran buat terus beriklan.. 

di tanggal 31 Juli 2011 langsung jeng jeng buka BCA internet bangking saya,, karna dari informasi di account saya dan juga email masuk, GAJI PERTAMA SAYA sudah di transferkan,, dag dig dug nieeh..antara senang, cemas, dan bangga.. iya dong saya bangga.. akhirnya saya bisa kembali menghasilkan rupiah dari usaha saya sendiri,, jadi punya dua penghasilan deh sekarang,, dari suami dan dari kerja parttime ini.. nieeeeeeehh monggo di cek dan recheck dulu bukti transferan dari mbak Melisa (admin kerja parttime) ke rekening BCA saya..



Disini saya memulai PEKERJAAN PART TIME ONLINE pertama saya..  Kenapa Pekerjaan online? Jawabannya gampang sekali, kalau Bunda sebagai ibu rumah tangga sempat dan bisa bermain Internet untuk membuka media sosial, maka Bunda pasti bisa juga melakukan pekerjaan online di rumah. Dijamin bisa asal Bunda memiliki kemauan. Pekerjaan Online/Bisnis online merupakan peluang bisnis rumahan dengan modal kecil, saya menyukainya karna saya paling tidak hanya mengeluarkan biaya  untuk berlangganan akses Internet saja.   Selain itu Saya suka Kerja Parttime ini  karna saya bisa mengerjakan pekerjaan ini, kapan saja dan di mana saja misalnya ketika anak-anak sedang tidur, waktu mereka sedang asyik menonton televisi, sedang sekolah, menunggu suami pulang kerja,, atau nemenin suami lembur.. dan diwaktu senggang lainnya.. dengan kerja Parttime ini.. SAYA bisa menghabiskan waktu senggang secara produktif sehingga bisa membantu suami meningkatkan ekonomi keluarga. Menyenangkan sekali kan...

Namun Bunda perlu ingat ya, bisnis online di rumah juga memerlukan kerja keras dan ketekunan. Bunda jangan pernah mengharapkan mendapatkan uang dari Internet dengan mudah dan cepat tanpa usaha dan kerja..